PEMBAHASAN
Alat
musik merupakan suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk tujuan
menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi suara, dan
dengan cara tertentu bisa diatur oleh musisi, dapat disebut sebagai alat musik.
Walaupun demikian, istilah ini umumnya diperuntukkan bagi alat yang khusus
ditujukan untuk musik. Bidang ilmu yang mempelajari alat musik disebut
organologi.
Alat musik berdasarkan sumber bunyinya:
Alat musik berdasarkan sumber bunyinya:
A. IDIOPHONE
Idiophone adalah
alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran tubuh alat musik itu
sendiri. Idiophone menghasilkan suara melalui getaran dari seluruh badan
instrumen. Cara memainkannya pun bermacam-macam, ada yang digoyang-goyangkan,
dipukul, ditepukkan, dan sebagainya. Bunyi yang ditimbulkan juga sangat
bervariasi, tergantung dari jenis bahannya. Idiophone dibagi menjadi dua yaitu
Idiophone tradisional dan Modern. Contoh alat musik yang menggunakan instrumen
idiophone :
1.
KOLINTANG

Kolintang atau kulintang adalah
alat musik yang terdiri dari barisan gong kecil yang diletakkan mendatar. Alat
musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stik dan biasanya diiringi
oleh gong tergantung yang lebih besar dan drum. Kolintang merupakan bagian dari
budaya gong Asia Tenggara, yang telah dimainkan selama berabad-abad di
Kepulauan Melayu Timur - Filipina, Indonesia Timur, Malaysia Timur, Brunei, dan
Timor.
2. ANGKLUNG

Angklung adalah
alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam
masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat
dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan. Benturan badan pipa bambu menghasilkan
bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran,
baik besar maupun kecil.
3. SARON

Saron atau yang biasanya disebut
juga ricik, adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga
balungan.Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya
memiliki versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf
lebih,tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron
biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu. Dalam memainkan
saron, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh, lalu tangan
kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan
yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata
dasar: pathet = pencet)
4. BONANG

Bonang adalah
salah satu bagian dari seperangkat Gamelan Jawa,
Bonang terbagi menjadi dua yaitu Bonang barung dan Bonang
penerus. Bonang barung berukuran sedang, beroktaf tengah sampai
tinggi, adalah salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam Ansambel. Khususnya dalam
teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada
yang akan datang dapat menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya. Pada jenis gendhing bonang, bonang
barung memainkan pembuka gendhing (menentukan gendhing yang akan dimainkan) dan
menuntun alur lagu gendhing. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung
tidak berfungsi sebagai lagu penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin
dengan bonang panerus, dan pada aksen aksen penting bonang boleh membuat
sekaran (lagu-lagu hiasan), biasanya di akhiran kalimat lagu.
5. GONG

Gong merupakan
sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Gong ini digunakan untuk alat musik
tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini.
Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru
terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai,
gong dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis. Di Korea Selatan disebut juga Kkwaenggwari. Tetapi
kkwaenggwari yang terbuat dari logam berwarna kuningan ini dimainkan dengan
cara ditopang oleh kelima jari dan dimainkan dengan cara dipukul sebuah stik
pendek. Cara memegang kkwaenggwari menggunakan lima jari ini ternyata memiliki
kegunaan khusus, karena satu jari (telunjuk) bisa digunakan untuk meredam
getaran gong dan mengurangi volume suara denting yang dihasilkan.
6. TRIANGEL

Alat
musik ini terbuat dari logam, ada yang terbuat dari baja, ataupun jenis logam
yang lainnya seperti tembaga. Pada bagian sudut alat musik triangle (segitiga)
terdapat sebuah lubang (atau dalam bentuk lainnya) dimana seutas tali (konon
dahulu kala tali ini terbuat dari usus binatang, tapi dalam perkembangannya
sudah dalam bentuk yang lainnya misalnya; dari kawat atau nilon) sebagai
pegangan pemain alat musik tersebut. Biasanya triangle dimainkan
dengan cara dipukul di sisi luar. Namun dalam irama musik yang membutuhkan
perubahan cepat, maka pukulan dilakukan di sisi bagian dalam sehingga akan
menghasilkan suara yang semakin keras.
7. GAMBANG

Gambang adalah jenis gambang khusus yang ditalu dengan kayu yang bentuknya seperti garpu yang manawilahan-wilahannya tidak
terbuat dari bambu.Gamelan ini dapat
dikatakan lengkap jika terdiri dari 4 gambang (masing-masing memiliki sejumlah
14 kelipak wilahan yang terbuat dari bambu jenis petung bambang (ada juga yang petung manisdan juga petung abu), 2 gambang
lain yang mana masing-masing memiliki 7 kelipak terbuat dari logam. Istilah gambang sudah pernah disebutkan dalam cerita Malat yang berasal dari zaman Majapahit akhir. Gambang ini dapat dijumpai pada
bangunan candi
Panataran di Jawa Timur dan juga banyak terdapat di wilayah Bali, contohnya di desa Kaba-kaba (Tabanan) yang khusus
dipakai.Dalam acara pembakaran jenazah alias ngaben.Kemudian,di Karangasem (Bali Timur), di mana gambang
justru tidak boleh dimainkan saat ada upacara ngaben, melainkan sebagaipengiring lakon cerita-cerita Panji, sedangkan di desa Sidatapa, Buleleng,
hanya boleh dimainkan oleh orang candi saja yang mana gamelan tersebut
disimpan di dalam candi tersebut pula.
8. CYMBAL
DRUM

A. HITHAT
CYMBAL
Hit-hat
merupakan 2 lempengan cymbal yang di gabungkan menjadi satu bagian. Biasanya
kedua bagian ini mempunyai ukuran yang sama. Fungsi dari hit-hat sangat penting
sekali, sebab hit-hat mempunyai peranan mengatur tempo/waktu dalam permainnan.
hit-hat mempunyai ukuran 10”, 13” 14”, dan 15”. Sekarang muncul juga remote
hi-hat, yaitu hi-hat yang menggunakan kabel.
B. RIDE
CYMBAL
Ride
cymbal mempunyai fungsi yang sama dengan hi-hat, yaitu sebagai iringan atau
rhythm. Dalam satu drum set , biasanya ride cymbal hanya satu. Ride cymbal
mempunyai ukuran 18”-26”.
C. CRASH
CYMBAL
Crash cymbal berfungsi sebagai variasi dalam permainan. Biasanya kita memukul crash cymbal pada waktu-waktu tertentu ( fill-in ). Crash cymbal mempunyai ukuran 15”,16”, 17”, 18”, 19”, 20” dan 22”. Crash cymbal berukuran lebih tipis dari pada ride cymbal.
Crash cymbal berfungsi sebagai variasi dalam permainan. Biasanya kita memukul crash cymbal pada waktu-waktu tertentu ( fill-in ). Crash cymbal mempunyai ukuran 15”,16”, 17”, 18”, 19”, 20” dan 22”. Crash cymbal berukuran lebih tipis dari pada ride cymbal.
D. SPLASH
CYMBAL
Splash cymbal mempunyai fungsi yang sama dengan
crash cymbal. Tetapi Splash cymbal mempunyai ukuran yang lebih kecil , dan
ukuran splash cymbal 6”, 8”, 10”, dan 12”. biasanya terletak di atas
small tom tom.
E. BELL
CYMBAL
Bentuk dan ukurannya seperti splash cymbal, hanya ukurannya jauh
lebih tebal.
9. KARINDING

Karinding merupakan
salah satu alat musik tiup tradisional Sunda. Ada
beberapa tempat yang biasa membuat karinding, seperti di lingkung
Citamiang, Pasirmukti, (Tasikmalaya),
Lewo Malangbong, (Garut), dan
Cikalongkulon (Cianjur) yang
dibuat dari pelepah kawung (enau).
Di Limbangan dan Cililin karinding dibujat dari bambu, dan yang
menggunakannya adalah paraperempuan, dilihat
dari bentuknya saperti tusuk biar mudah ditusukan di sanggul rambut. Dann bahan
enau kebanyakan dipakai oleh lelaki, bentuknya lebih pendek biar bisa
diselipkan dalam wadah rokok. Bentuk karinding ada tiga ruas.Karinding disimpan
di bibir, terus tepuk bagian pemukulnya biar tercipta resonansi suara. Karindng
biasanya dimainkan secara solo atau grup (2 sampai 5 orang). Seroang
diantaranya disebut pengatur nada atau pengatur ritem. Di daerah Ciawi, dulunya karinding dimainkan bersamaan takokak (alat
musik bentuknya mirip daun).Secara konvensional menurut penuturan Abah Olot
nada atau pirigan dalam memainkan karinding ada 4 jenis, yaitu: tonggeret,
gogondangan, rereogan, dan iring-iringan.
B.
MEMBRANOPHONE
Jenis
selanjutnya adalah membranophone. Yang ini juga sudah jelas bahwa sumber
bunyinya berupa membran. Alat musik jenis ini menggunakan lapisan tipis yang
dibentangkan secara kuat di salah satu sisinya. Membran ini kemudian digetarkan
untuk menghasilkan bunyi, umumnya dengan cara dipukul. Contoh alat musik yang
menggunakan instrumen Membranophone:
Cajón (pengucapan bahasa Spanyol: [kaˈxon] (ka-hone), "peti" atau "kotak berlubang")
adalah alat
musik perkusi berbentuk kotak bersisi enam yang dimainkan dengan menepuk
sisi-sisinya dengan tangan, jari, atau berbagai alat lain seperti stik atau
sikat (drum). Cajón umumnya dibuat dari kayu
lapis dengan
ketebalan antara 1,3 hingga 1,9 cm pada lima sisinya dan papan yang lebih tipis
pada sisi keenam yang berfungsi sebagai bidang utama untuk ditepuk atau
dipukul. Alat musik ini mulai berkembang luas pada akhir abad
ke-18 di
kalanganbudak asal Afrika di Peru.
2.
BEDUG
Bedug adalah alat
musik tabuh
seperti gendang. Bedug merupakan instrumen musik tradisional yang telah
digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun
politik. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan
mengenai waktu salat atau sembahyang. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu
besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah
batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran
lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau
selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas,
rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.
3. KOMPANG
Kompang ialah sejenis alat muzik tradisional
yang paling popular bagi masyarakat Melayu.
Ia tergolong dalam kumpulan gendang.Kulit kompang biasanya diperbuat daripada
kulit kambing betina, namun mutakhir ini, kulitnya
juga diperbuat dari kulit lembu, kerbau malahgetah sintetik. Pada kebiasaannya, seurat
rotan akan diselit dari bahagian belakang antara kulit dan bingkai kayu
bertujuan menegangkan permukaan kompang, bertujuan menguatkan bunyi kompang.
Kini, gelung plastik turut digunakan.Terdapat dua bahagian kompang iaitu
bahagian muka (ada kulit) dipanggil belulang. manakala, bahagian badan (kayu)
dipanggil baluh. Kompang perlu diletakkan penegang atau dipanggil sedak iaitu
sejenis rotan yang diletakkan antara belulang dan baluh, sedak ini diletakkan
bertujuan untuk menegangkan bahagian belulang dan menyedapkan bunyi kompang
apabila dipalu.Alat musik ini berasal dari dunia Arab dan dipercayai dibawa masuk ke Tanah
Melayu sama ada ketika zaman Kesultanan
Melaka oleh pedagang
India Muslim, atau melaluiJawa pada abad
ke-13 oleh pedagang Arab.Kompang biasanya
berukuran enam belas inci ukur lilit dan ditutup dengan kepingan kulit pada
sebelah permukaan. Ia mempunyai bukaan cetek dan dimainkan dengan memegang
dengan sebelah tangan sementara dipalu dengan sebelah tangan yang lain.
4. MARWAS
Marwas adalah
salah satu alat musik tepuk atau yang sering disebut juga dengan perkusi. Alat
musik ini merupakan kolaborasi antara kesenian dari Timur Tengah dan Betawi,
dan memiliki unsur keagamaan yang kental. Hal tersebut tercermin dari berbagai
lirik lagu yang dibawakan oleh alat tersebut yang merupakan pujian dan
kecintaan kepada Sang Pencipta. Kesenian marawis berasal dari negara timur tengah terutama dari Yaman. Nama marawis diambil dari
nama salah satu alat musik yang dipergunakan dalam kesenian ini. Lagu-lagu yang
berirama gambus atau padang pasir dinyanyikan sambil diiringi jenis pukulan
tertentu.
Dalam
Katalog Pekan Musik Daerah, Dinas Kebudayaan DKI, 1997, terdapat tiga jenis
pukulan atau nada, yaitu zapin,sarah, dan zahefah. Pukulan zapin mengiringi
lagu-lagu gembira pada saat pentas di panggung, seperti lagu berbalas pantun.
Nada zapin adalah nada yang sering digunakan untuk mengiringi lagu-lagu pujian
kepada Nabi Muhammad SAW (shalawat). Tempo nada zafin lebih lambat dan tidak
terlalu menghentak, sehingga banyak juga digunakan dalam mengiringi lagu-lagu
Melayu.
Alat Musik ini dimainkan kira - kira sekitar 10 orang. Setiap orang
memainkan alat musik tersebut sambil bernyayi. Terkadang, untuk membangkitkan
semangat, beberapa orang dari kelompok tersebut bergerak sesuai dengan irama
lagu.
5. BASS
DRUM
Drum bass merupakan instrumen drum dalam keluarga instrumen musik perkusi dengan diameter
berukuran besar untuk menghasilkan suara dalam intonasi nada rendah (bass).
Terdapat tiga klasifikasi umum atas drum bass: drum bas konser, 'kick'
drum , dan pitched bass drum. Jenis yang umum dilihat atau didengar dalam
penampilan orkestra atau concert
band adalah drum bass konser.
'Kick' drum merupakan drum bass pada drumkit yang dilengkapi pedal. Picthed bass drum atau disebut pula marching bass drum umumnya digunakan dalam grup marching
band, biasanya terdiri
dalam beberapa ukuran dengan intonasi nada tertentu yang dapat diatur. Dalam
permainan marching band, beberapa pitched
drum bass (3 sampai dengan 5
buah drum bass) dalam ukuran berbeda digunakan bersama-sama.
6. REBANA
Rebana (bahasa Jawa:
terbang) adalah gendang berbentuk bundar dan pipih yang merupakan khas suku melayu.
Bingkai berbentuk lingkaran terbuat dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi
untuk ditepuk berlapis kulit kambing.
Kesenian di Malaysia, Brunei,Indonesia dan Singapura sering memakai rebana, bersama gambus digunakan untuk mengiringi tarian zapin. Rebana juga
digunakan untuk melantunkan kasidah dan hadroh. Di bumiayu,
rebana juga dijadikan sebagai lambang kota tersebut. Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang,
permainan rebana sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai Pahang.
Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-indong, burung
kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa,
terdapat juga rebana besar yang diberi nama Rebana Ubi,
dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan bunyi dan irama.
7. DOLI-DOLI

Dol,
alat musik tradisional Provinsi Bengkulu ini mulanya hanya tampil setahun
sekali untuk mengenang cucu Nabi Muhammad SAW di Padang Karbala Husin bin Ali
Abu Thalib. Perayaan ritual Tabot setiap bulan Muharam rasanya memang belum
terasa lengkap jika tidak diiringi dengan suara dentuman Dol.
Sekitar 150 tahun lalu, Dol memiliki diameter sepanjang 90 centimeter dengan tinggi 100 centimeter. Secara turun temurun, Dol peninggalan zaman dulu dirawat hingga akhirnya sampai ke tangan Abdul Salam, sebagai orang turunan ke 5 pembuat Dol.
Sejak masa Abdul Salam Dol berkembang menjadi lebih bervareasi. Mulai dari yang tingginya sejengkal sampai yang 60 centimeter. Bahan untuk membuat Dol juga tidak lagi hanya dari batang pohon rambutan atau cempedak. Bola pelampung dan bongol kelapa juga dapat digunakan. Beginilah cara pembuatan dol dari batok kelapa. Setelah diamplas dan terlihat halus, lalu dicat warna warni. Sebagai penutup digunakan kulit sapi. Beda lagi membuat Dol dari bongol kelapa. Proses pembersihan bongol kelapa ini agak sulit karena harus dibentuk lebih dulu. Prosesnya memang hampir sama. Bedanya proses pengikatan kulit sapi pada bongol kelapa besar ini harus kencang dengan menggunakan rotan. Tali rotan dililit satu persatu ke arah vertikal dan horizontal agar ikatan kuat.
Sekitar 150 tahun lalu, Dol memiliki diameter sepanjang 90 centimeter dengan tinggi 100 centimeter. Secara turun temurun, Dol peninggalan zaman dulu dirawat hingga akhirnya sampai ke tangan Abdul Salam, sebagai orang turunan ke 5 pembuat Dol.
Sejak masa Abdul Salam Dol berkembang menjadi lebih bervareasi. Mulai dari yang tingginya sejengkal sampai yang 60 centimeter. Bahan untuk membuat Dol juga tidak lagi hanya dari batang pohon rambutan atau cempedak. Bola pelampung dan bongol kelapa juga dapat digunakan. Beginilah cara pembuatan dol dari batok kelapa. Setelah diamplas dan terlihat halus, lalu dicat warna warni. Sebagai penutup digunakan kulit sapi. Beda lagi membuat Dol dari bongol kelapa. Proses pembersihan bongol kelapa ini agak sulit karena harus dibentuk lebih dulu. Prosesnya memang hampir sama. Bedanya proses pengikatan kulit sapi pada bongol kelapa besar ini harus kencang dengan menggunakan rotan. Tali rotan dililit satu persatu ke arah vertikal dan horizontal agar ikatan kuat.
C.
CHORDOPHONE
Alat
musik yang termasuk golongan chordophone memiliki sumber bunyi berupa dawai.
Alat musik jenis ini menggunakan dawai yang dibentangkan secara kuat antara dua
titik tertentu. Dawai tersebut kemudian digetarkan untuk menghasilkan suara.
Umumnya, alat musik jenis ini memiliki rongga resonansi di bawah
dawai-dawainya. Rongga ini berguna untuk memperkuat bunyi yang dihasilkannya.
Contoh alat musik yang menggunakan instrumen cordophone:
1. SAPEK



Sapek (sebutan lain: sampek, sampiq) adalah alat musik dawai pada
masyarakat Dayak di Kalimantan, baik di wilayah negara Indonesia, Malaysia,
maupun Brunei. Dari ratusan kelompok masyarakat (etnis) dan sub-etnis Dayak, sapek paling banyak terdapat
di Dayak Kayaan dan Kenyah. Alatnya tampak seperti gitar, dengan tubuh yang
panjang dan leher yang sangat pendek—mungkin leher alat lute terpendek di dunia.
Sangat beda dengan gitar, fret (batas nada, dalam
istilah setempat disebut lasar) yang
jumlahnya belasan itu hanya 2-3 saja, bahkan kadang tidak ada sama sekali yang
terletak pada bagian leher. Hampir seluruh lasar terpasang
di bagian tubuh. Keunikan lainnya, lasar-lasar itu
bisa digeser atau dipindah-pindah, karena pemasangannya tidak tertanam permanen
seperti gitar, melainkan ditempelkan dengan lem yang sangat kental dan tak
pernah kering, yang terbuat dari madu-lebah. Dengan cara pemindahan lasar itulah
laras atau “susunan-nada” (modus) sapek berganti-ganti.
2. GAMBUS

Gambus adalah alat musik petik seperti mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil
diiringi gendang. Sebuah orkes memakai alat musik utama berupa gambus
dinamakan orkes gambus atau
disebut gambus saja. Di TVRI dan RRI, orkes gambus pernah membawakan acara irama padang pasir.
Orkes gambus mengiringi tari Zapin yang seluruhnya dibawakan pria untuk tari pergaulan. Lagu
yang dibawakan berirama Timur Tengah. Sedangkan tema liriknya adalah keagamaan.
Alat musiknya terdiri dari biola, gendang, tabla dan seruling. Kini, orkes gambus menjadi milik orang Betawi dan banyak
diundang di pesta sunatan dan perkawinan. Lirik lagunya berbahasa Arab, isinya
bisa doa atau shalawat. Perintis orkes gambus adalah Syech
Albar seorang Arab-Indonesia, bapaknya Ahmad
Albar, dan yang terkenal
orkes gambus El-Surayya dari kota Medan pimpinan Ahmad Baqi.
3. GITAR

Gitar adalah
sebuah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik,
umumnya menggunakan jari maupun plektrum.
Gitar terbentuk atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher yang padat
sebagai tempat senar yang umumnya berjumlah enam didempetkan. Gitar secara
tradisional dibentuk dari berbagai jenis kayu dengan senar yang terbuat dari
nilon maupun baja. Beberapa gitar modern dibuat dari material polikarbonat.
Secara umum, gitar terbagi atas 2 jenis: akustik dan elektrik. Gitar akustik,
dengan bagian badannya yang berlubang (hollow body), telah digunakan
selama ribuan tahun. Terdapat tiga jenis utama gitar akustik modern: gitar akustik senar-nilon, gitar akustik
senar-baja, dan gitar archtop. Gitar klasik
umumnya dimainkan sebagai instrumen solo menggunakan teknik fingerpicking komprehensif. Gitar
elektrik, diperkenalkan pada tahun 1930an, bergantung pada penguat yang secara elektronik mampu memanipulasi
bunyi gitar. Pada permulaan penggunaannya, gitar elektrik menggunakan badan
berlubang (hollow body), namun kemudian penggunaan badan padat (solid
body) dirasa lebih sesuai. Gitar elektrik terkenal luas sebagai instrumen
utama pada berbagai genre musik seperti blues, country, reggae, jazz, metal, rock,
dan berbagai bentuk musik pop.
4.
SASANDO

Sasando adalah
sebuah alat musik
dawai yang dimainkan
dengan dipetik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote,Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama
Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang
bergetar atau berbunyi. Suara sasando ada miripnya dengan alat musik
dawai lainnya seperti gitar, biola,kecapi,
dan harpa. Bagian utama
sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada
bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana
senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah
bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap
petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat
dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini
merupakan tempat resonansi sasando
5.
SHAMISEN

Shamisen atau samisen adalah alat musik
dawai asal Jepang yang memiliki tiga senar, dan dipetik
menggunakan sejenis pick yang
disebut bachi.Di dunia musik Jepang
abad modern (kinsei
hōgaku) seperti genre jiuta dan sōkyoku (sankyoku), shamisen
dikenal sebagai san-gen (tiga senar), sedangkan di daerah Okinawa dikenal dengan sebutan sanshin
Badan shamisen (disebut dō) dibuat dari kayu, berbentuk segiempat dengan keempat sudut yang sedikit melengkung. Bagian depan dan belakang dilapisi kulit hewan yang berfungsi memperkeras suara senar. Kulit pelapis shamisen adalah kulit bagian perut kucing betina yang belum pernah kawin. Sedangkan shamisen kualitas biasa dibuat dari kulit bagian punggung dari anjing. Shamisen yang dibuat kulit imitasi memiliki kualitas suara yang tidak bagus sehingga kurang populer. Panjang shamisen hampir sama dengan gitar tapi leher (sao) lebih langsing dan tanpa fret. Leher shamisen ada yang terdiri dari 3 bagian agar mudah dibawa-bawa dan disimpan. Leher shamisen yang utuh dan tidak bisa dilepas-lepas disebut leher nobezao. Sutra merupakan bahan baku senar untuk shamisen. Tsugaru-jamisen yang berasal dari daerah Tsugaru ada yang memakai senar dari serat nilon atau tetoron. Senar secara berurutan dari kiri ke kanan (dari senar yang paling tebal) disebut sebagai ichi no ito (senar pertama), ni no ito (senar kedua), dan san no ito (senar ketiga).
Badan shamisen (disebut dō) dibuat dari kayu, berbentuk segiempat dengan keempat sudut yang sedikit melengkung. Bagian depan dan belakang dilapisi kulit hewan yang berfungsi memperkeras suara senar. Kulit pelapis shamisen adalah kulit bagian perut kucing betina yang belum pernah kawin. Sedangkan shamisen kualitas biasa dibuat dari kulit bagian punggung dari anjing. Shamisen yang dibuat kulit imitasi memiliki kualitas suara yang tidak bagus sehingga kurang populer. Panjang shamisen hampir sama dengan gitar tapi leher (sao) lebih langsing dan tanpa fret. Leher shamisen ada yang terdiri dari 3 bagian agar mudah dibawa-bawa dan disimpan. Leher shamisen yang utuh dan tidak bisa dilepas-lepas disebut leher nobezao. Sutra merupakan bahan baku senar untuk shamisen. Tsugaru-jamisen yang berasal dari daerah Tsugaru ada yang memakai senar dari serat nilon atau tetoron. Senar secara berurutan dari kiri ke kanan (dari senar yang paling tebal) disebut sebagai ichi no ito (senar pertama), ni no ito (senar kedua), dan san no ito (senar ketiga).
6.
GRAND PIANO

adalah alat musik yang dimainkan dengan jari-jemari
tangan. Pemain piano disebut pianis.Pada
saat awal-awal diciptakan, suara piano tidak sekeras piano abad XX-an, seperti
piano yang dibuat oleh Bartolomeo Cristofori(1655 – 1731) buatan 1720. Pasalnya, tegangan
senar piano kala itu tidak sekuat sekarang. Kini piano itu dipajang di Metropolitan Museum of Art di New York.
Meskipun siapa penemu pertama piano, yang awalnya dijuluki gravecembalo col piano e forte (harpsichord dengan papan tuts lembut dan bersuara
keras), masih menjadi perdebatan, banyak orang mengakui, Bartolomeo Cristofori
sebagai penciptanya. Piano juga bukan alat musik pertama yang menggunakan papan
tuts dan bekerja dengan dipukul. Alat musik berprinsip kerja mirip piano telah
ada sejak 1440. Piano sendiri lahir
dari keinginan untuk menggabungkan keindahan nada clavichord dengan kekuatan harpsichord. Hasrat
itu mendorong Marius dari Paris (1716), Schroter dari Saxony (1717),
Christofori (1720) dari Padua, Italia,
untuk membuat piano. Namun, hasil utuh dan lengkap cuma ditunjukkan Bartolomeo
Christofori. Dari piano ciptaan pemelihara harpsichord dan spinet (harpsichord
kecil) di Istana Florentine - kediaman Pangeran
Ferdinand de’Medici -
inilah piano modern berakar.Pada pertengahan abad XVII piano dibuat dengan
beberapa bentuk. Awalnya, ada yang dibuat mirip desain harpsichord, dengan
dawai menjulang. Piano menjadi lebih rendah setelah John Isaac Hawkins memodifikasi letaknya menjadi sejajar
lantai. Lalu, dengan munculnya tuntutan instrumen musik lebih ringan, tidak
mahal, dan dengan sentuhan lebih ringan, para pembuat pianoJerman menjawabnya dengan piano persegi.
Sampai 1860 piano persegi ini mendominasi penggunaan piano di rumah.Rangka
untuk senar piano pertama menggunakan rangka kayu dan hanya dapat menahan
tegangan ringan dari senar. Akibatnya, ketika pada abad XIX dibangun gedung-gedung
konser berukuran besar, suara piano tadi kurang memadai. Maka, mulailah dibuat
piano dengan rangka besi. Sekitar tahun 1800 Joseph Smith dari Inggris membuat suatu piano dengan rangka
logam seluruhnya.
7.
BIOLA

Biola adalah
sebuah alat musik
dawai yang dimainkan
dengan cara digesek. Biola memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda
satu sama lain dengan interval
sempurna kelima. Nada yang paling rendah adalah G. Di antara keluarga
biola, yaitu dengan biola alto, cello dan double bass atau kontra bass, biola
memiliki nada yang tertinggi. Alat musik dawai yang lainnya, bas, secara teknis masuk
ke dalam keluarga viol. Kertas
musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau ditulis pada kunci G.Sebuah nama yang
lazim dipakai untuk biola ialah fiddle, dan biola seringkali
disebut fiddle jika digunakan untuk memainkan
lagu-lagu tradisional (lihat di bawah).Di
dalam bahasa
Indonesia, orang yang memainkan biola disebut pemain biola atau violinis (bahasa
Inggris: Violinist - bedakan dengan violis atau pemain viola). Orang yang membuat
atau membetulkan alat musik berdawai disebut luthier.
8.
VIOLINCELLO

Violoncello, yang hampir selalu disingkat menjadi cello (pengucapan
dalam bahasa Indonesia sama,
yaitu célô/sélô,
adalah sebuah alat musik gesek dan anggota dari keluarga biola. Orang yang memainkan cello disebut cellis. Cello adalah alat musik yang populer dalam banyak segi:
sebagai instrumen tunggal, dalam musik kamar, dan juga sebagai
fondasi dalam suara orkestra modern.
D.
AEOROPHONE
Aerophone
adalah alat musik sumber bunyinya dari udara yang masuk melalui pipa melalui
alat musik itu sendiri. Contoh alat musik yang menggunakan
instrumen Aerophone:
1. CLARINET

Klarinet adalah instrumen musik dari keluarga woodwind.
Namanya diambil dari penambahan akhiran "-et" yang berarti
"kecil" pada kata Itali "clarino" yang berarti "trompet".
Sama seperti saksofon,
klarinet dimainkan dengan menggunakan satu reed. Klarinet merupakan keluarga
instrumen terbesar, dengan ukuran dan pitch yang berbeda-beda. Kata klarinet
umumnya merujuk pada soprano klarinet B♭, yang merupakan klarinet terumum. Pemain
klarinet disebut klarinetis.
2. SAXOPHONE

Saksofon adalah
instrumen yang masih tergolong dalam aerophone, single-reed woodwind woodwind instrument. Saksofon biasanya terbuat
dari logam dan dimainkan menggunakan single-reed seperti klarinet.
Saksofon umumnya dihubungkan dengan popular music, big band music dan jazz, tapi awalnya
ditujukan sebagai instrumen orkestradan
band militer. Saxophone berasal dari Belgia, dibuat oleh seorang pemain
clarinet dan pembuat alat musik bernama Adolphe
Sax pada awal tahun 1840.
Sedangkan menurut penelitian Saxophone lahir pada tahun 1841, namun lebih tepat
jika tahun kelahirannya adalah pada saat Sax mempatenkan ciptaannya itu pada
tahun 1846. hak paten Sax mencakupi 2 keluarga Saxophone yaitu keluarga
orkestra (in C dan in F) dan keluarga band (in Bb dan in Eb).
3. SULING

Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu atau terbuat dari bambu. Suara suling
berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik.
Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran keduanya. Sedangkan
suling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi
perak. Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3
oktaf dimulai dari middle C.
Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk
mencapai nada B di bawah middle
C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi,
hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan
satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan
dalam orkes. Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi,
adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional. Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki
lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada
pemain tingkat konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan
bahkan beberapa para ahli) memilih closed-hole
plateau key. Para pelajar umumnya menggunakan penutup sementara untuk
menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang
sangat tepat.
4. TUBA

Tuba adalah salah satu jenis alat musik tiup yang terbuat dari logam.[1] Tuba merupakan alat musik dengan
ukuran terbesar dan suaraterrendah dalam
keluarga alat musik brass. Tuba pertama kali muncul pada abad
ke-19, kini merupakan anggota alat musik dalamorkestra moderen. Alat musik brass dapat menghasilkan suara karena getaran dari bibir pemainnya. Getaran bibir pemain alat musik ini
akan mengalirkan udara menuju pipa. Nada yang dihasilkan
dapat dipengaruhi oleh panjang dan bentuk pipa, tekanan bibir, dan kecepatan
aliran udara yang dihasilkan.[1] Pipa sengaja didesain berbentuk silindris agar suara yang dihasilkan memiliki
kualitas baik. Tombol untuk mengatur nada hanya tiga buah, untuk menghasilkan
nada tertentu pemain tuba harus mengkombinasikan tombol yang ditekan dengan tekanan
bibir.
5.
TRUMPET

Trompet adalah
alat musik tiup logam. Terletak pada jajaran tertinggi di antara tuba, eufonium, trombon, sousafon, French horn,
dan Bariton.
Trompet di-pitch di B♭.
Trompet hanya memiliki tiga tombol, dan pemain trompet harus menyesuaikan embouchure untuk mendapatkan nada yang berbeda. Jenis yang paling umum adalah trompet B♭, tapi trompet C, D, E♭, E, F, G dan A juga dapat ditemukan. Trompet
C paling umum dipakai dalam orkestra Amerika, dengan bentuknya yang lebih kecil
memberikan suara yang lebih cerah, dan hidup dibandingkan dengan trompet B♭.
6.
FRENCH HORN

French horn adalah
alat musik tiup dalam keluarga alat musik
tiup logam yang
umumnya dimainkan sebagai salah satu bagian dari alat-alat musik tiup dalam
sebuah pertunjukan marching band. French Horn umum digunakan dalam konser-konser musik klasik.
French horn memiliki tiga
katup pengatur yang di mainkan dengan tangan kiri dengan tata cara dalam memainkan
yang identik dengan trumpet.
French horn pada umumnya
menggunakan kunci F meski instrumen musik lainnya biasanya
menggunakan kunciB♭.
Alasan utama French horn digunakan sebagai alat musik konser
untuk marching band adalah karena alat musik ini memiliki corongyang menghadap ke
depan (front-bell) sehingga suara yang dihasilkannya sesuai dengan arah
pemainnya. Hal ini sangat penting agar sesuai dengan ciri marching band dan suara dapat mengarah pada pendengar/penonton yang umumnya menonton dari satu sisi
dalam sebuah pertunjukan marching
band.
7.
SALUANG

Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatera
Barat. Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum
brachycladum Kurz). Orang
Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal
dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai[1].
Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling,
tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat
lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun
kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk membuat lamang (lemang),
salah satu makanan tradisional Minangkabau. dalam mebuat saluang ini kita harus
menentukan bagian atas dan bawahnya terlebih dahulu untuk menentukan pembuatan
lubang, kalau saluang terbuat dari bambu, bagian atas saluang merupakan bagian
bawah ruas bambu. pada bagian atas saluang diserut untu dibuat meruncing
sekitar 45 derajat sesuai ketebalan bambu. untuk membuat 4 lubang pada alat musik
tradisional saluang
ini mulai dari ukuran 2/3 dari panjang bambu, yang diukur dari bagian atas, dan
untuk lubang kedua dan seterusnya berjarak setengah lingkaran bambu. untuk
besar lubang agar menghasilkan suara yang bagus, haruslah bulat dengan garis
tengah 0,5 cm.Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan
penyanyinya Syamsimar.Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan
saluang dengan meniup dan menarik napas bersamaan, sehingga peniup saluang
dapat memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara
pernapasan ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus. Teknik ini
dinamakan juga sebagai teknik manyisiahan
angok(menyisihkan napas).Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan cara
meniup saluang, sehingga masing-masing nagari memiliki ciri khas tersendiri.
Contoh dari ciri khas itu adalah Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo,
Suayan dan Pauah. Ciri khas Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh
pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Sedangkan,
ciri khas yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok.
PEMBAHASAN
Alat
musik merupakan suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk tujuan
menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi suara, dan
dengan cara tertentu bisa diatur oleh musisi, dapat disebut sebagai alat musik.
Walaupun demikian, istilah ini umumnya diperuntukkan bagi alat yang khusus
ditujukan untuk musik. Bidang ilmu yang mempelajari alat musik disebut
organologi.
Alat musik berdasarkan sumber bunyinya:
Alat musik berdasarkan sumber bunyinya:
A. IDIOPHONE
Idiophone adalah
alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran tubuh alat musik itu
sendiri. Idiophone menghasilkan suara melalui getaran dari seluruh badan
instrumen. Cara memainkannya pun bermacam-macam, ada yang digoyang-goyangkan,
dipukul, ditepukkan, dan sebagainya. Bunyi yang ditimbulkan juga sangat
bervariasi, tergantung dari jenis bahannya. Idiophone dibagi menjadi dua yaitu
Idiophone tradisional dan Modern. Contoh alat musik yang menggunakan instrumen
idiophone :
1.
KOLINTANG

Kolintang atau kulintang adalah
alat musik yang terdiri dari barisan gong kecil yang diletakkan mendatar. Alat
musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stik dan biasanya diiringi
oleh gong tergantung yang lebih besar dan drum. Kolintang merupakan bagian dari
budaya gong Asia Tenggara, yang telah dimainkan selama berabad-abad di
Kepulauan Melayu Timur - Filipina, Indonesia Timur, Malaysia Timur, Brunei, dan
Timor.
2. ANGKLUNG

Angklung adalah
alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam
masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat
dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan. Benturan badan pipa bambu menghasilkan
bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran,
baik besar maupun kecil.
3. SARON

Saron atau yang biasanya disebut
juga ricik, adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga
balungan.Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya
memiliki versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf
lebih,tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron
biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu. Dalam memainkan
saron, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh, lalu tangan
kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan
yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata
dasar: pathet = pencet)
4. BONANG

Bonang adalah
salah satu bagian dari seperangkat Gamelan Jawa,
Bonang terbagi menjadi dua yaitu Bonang barung dan Bonang
penerus. Bonang barung berukuran sedang, beroktaf tengah sampai
tinggi, adalah salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam Ansambel. Khususnya dalam
teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada
yang akan datang dapat menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya. Pada jenis gendhing bonang, bonang
barung memainkan pembuka gendhing (menentukan gendhing yang akan dimainkan) dan
menuntun alur lagu gendhing. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung
tidak berfungsi sebagai lagu penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin
dengan bonang panerus, dan pada aksen aksen penting bonang boleh membuat
sekaran (lagu-lagu hiasan), biasanya di akhiran kalimat lagu.
5. GONG

Gong merupakan
sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Gong ini digunakan untuk alat musik
tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini.
Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru
terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai,
gong dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis. Di Korea Selatan disebut juga Kkwaenggwari. Tetapi
kkwaenggwari yang terbuat dari logam berwarna kuningan ini dimainkan dengan
cara ditopang oleh kelima jari dan dimainkan dengan cara dipukul sebuah stik
pendek. Cara memegang kkwaenggwari menggunakan lima jari ini ternyata memiliki
kegunaan khusus, karena satu jari (telunjuk) bisa digunakan untuk meredam
getaran gong dan mengurangi volume suara denting yang dihasilkan.
6. TRIANGEL

Alat
musik ini terbuat dari logam, ada yang terbuat dari baja, ataupun jenis logam
yang lainnya seperti tembaga. Pada bagian sudut alat musik triangle (segitiga)
terdapat sebuah lubang (atau dalam bentuk lainnya) dimana seutas tali (konon
dahulu kala tali ini terbuat dari usus binatang, tapi dalam perkembangannya
sudah dalam bentuk yang lainnya misalnya; dari kawat atau nilon) sebagai
pegangan pemain alat musik tersebut. Biasanya triangle dimainkan
dengan cara dipukul di sisi luar. Namun dalam irama musik yang membutuhkan
perubahan cepat, maka pukulan dilakukan di sisi bagian dalam sehingga akan
menghasilkan suara yang semakin keras.
7. GAMBANG

Gambang adalah jenis gambang khusus yang ditalu dengan kayu yang bentuknya seperti garpu yang manawilahan-wilahannya tidak
terbuat dari bambu.Gamelan ini dapat
dikatakan lengkap jika terdiri dari 4 gambang (masing-masing memiliki sejumlah
14 kelipak wilahan yang terbuat dari bambu jenis petung bambang (ada juga yang petung manisdan juga petung abu), 2 gambang
lain yang mana masing-masing memiliki 7 kelipak terbuat dari logam. Istilah gambang sudah pernah disebutkan dalam cerita Malat yang berasal dari zaman Majapahit akhir. Gambang ini dapat dijumpai pada
bangunan candi
Panataran di Jawa Timur dan juga banyak terdapat di wilayah Bali, contohnya di desa Kaba-kaba (Tabanan) yang khusus
dipakai.Dalam acara pembakaran jenazah alias ngaben.Kemudian,di Karangasem (Bali Timur), di mana gambang
justru tidak boleh dimainkan saat ada upacara ngaben, melainkan sebagaipengiring lakon cerita-cerita Panji, sedangkan di desa Sidatapa, Buleleng,
hanya boleh dimainkan oleh orang candi saja yang mana gamelan tersebut
disimpan di dalam candi tersebut pula.
8. CYMBAL
DRUM

A. HITHAT
CYMBAL
Hit-hat
merupakan 2 lempengan cymbal yang di gabungkan menjadi satu bagian. Biasanya
kedua bagian ini mempunyai ukuran yang sama. Fungsi dari hit-hat sangat penting
sekali, sebab hit-hat mempunyai peranan mengatur tempo/waktu dalam permainnan.
hit-hat mempunyai ukuran 10”, 13” 14”, dan 15”. Sekarang muncul juga remote
hi-hat, yaitu hi-hat yang menggunakan kabel.
B. RIDE
CYMBAL
Ride
cymbal mempunyai fungsi yang sama dengan hi-hat, yaitu sebagai iringan atau
rhythm. Dalam satu drum set , biasanya ride cymbal hanya satu. Ride cymbal
mempunyai ukuran 18”-26”.
C. CRASH
CYMBAL
Crash cymbal berfungsi sebagai variasi dalam permainan. Biasanya kita memukul crash cymbal pada waktu-waktu tertentu ( fill-in ). Crash cymbal mempunyai ukuran 15”,16”, 17”, 18”, 19”, 20” dan 22”. Crash cymbal berukuran lebih tipis dari pada ride cymbal.
Crash cymbal berfungsi sebagai variasi dalam permainan. Biasanya kita memukul crash cymbal pada waktu-waktu tertentu ( fill-in ). Crash cymbal mempunyai ukuran 15”,16”, 17”, 18”, 19”, 20” dan 22”. Crash cymbal berukuran lebih tipis dari pada ride cymbal.
D. SPLASH
CYMBAL
Splash cymbal mempunyai fungsi yang sama dengan
crash cymbal. Tetapi Splash cymbal mempunyai ukuran yang lebih kecil , dan
ukuran splash cymbal 6”, 8”, 10”, dan 12”. biasanya terletak di atas
small tom tom.
E. BELL
CYMBAL
Bentuk dan ukurannya seperti splash cymbal, hanya ukurannya jauh
lebih tebal.
9. KARINDING

Karinding merupakan
salah satu alat musik tiup tradisional Sunda. Ada
beberapa tempat yang biasa membuat karinding, seperti di lingkung
Citamiang, Pasirmukti, (Tasikmalaya),
Lewo Malangbong, (Garut), dan
Cikalongkulon (Cianjur) yang
dibuat dari pelepah kawung (enau).
Di Limbangan dan Cililin karinding dibujat dari bambu, dan yang
menggunakannya adalah paraperempuan, dilihat
dari bentuknya saperti tusuk biar mudah ditusukan di sanggul rambut. Dann bahan
enau kebanyakan dipakai oleh lelaki, bentuknya lebih pendek biar bisa
diselipkan dalam wadah rokok. Bentuk karinding ada tiga ruas.Karinding disimpan
di bibir, terus tepuk bagian pemukulnya biar tercipta resonansi suara. Karindng
biasanya dimainkan secara solo atau grup (2 sampai 5 orang). Seroang
diantaranya disebut pengatur nada atau pengatur ritem. Di daerah Ciawi, dulunya karinding dimainkan bersamaan takokak (alat
musik bentuknya mirip daun).Secara konvensional menurut penuturan Abah Olot
nada atau pirigan dalam memainkan karinding ada 4 jenis, yaitu: tonggeret,
gogondangan, rereogan, dan iring-iringan.
B.
MEMBRANOPHONE
Jenis
selanjutnya adalah membranophone. Yang ini juga sudah jelas bahwa sumber
bunyinya berupa membran. Alat musik jenis ini menggunakan lapisan tipis yang
dibentangkan secara kuat di salah satu sisinya. Membran ini kemudian digetarkan
untuk menghasilkan bunyi, umumnya dengan cara dipukul. Contoh alat musik yang
menggunakan instrumen Membranophone:
Cajón (pengucapan bahasa Spanyol: [kaˈxon] (ka-hone), "peti" atau "kotak berlubang")
adalah alat
musik perkusi berbentuk kotak bersisi enam yang dimainkan dengan menepuk
sisi-sisinya dengan tangan, jari, atau berbagai alat lain seperti stik atau
sikat (drum). Cajón umumnya dibuat dari kayu
lapis dengan
ketebalan antara 1,3 hingga 1,9 cm pada lima sisinya dan papan yang lebih tipis
pada sisi keenam yang berfungsi sebagai bidang utama untuk ditepuk atau
dipukul. Alat musik ini mulai berkembang luas pada akhir abad
ke-18 di
kalanganbudak asal Afrika di Peru.
2.
BEDUG
Bedug adalah alat
musik tabuh
seperti gendang. Bedug merupakan instrumen musik tradisional yang telah
digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun
politik. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan
mengenai waktu salat atau sembahyang. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu
besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah
batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran
lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau
selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas,
rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.
3. KOMPANG
Kompang ialah sejenis alat muzik tradisional
yang paling popular bagi masyarakat Melayu.
Ia tergolong dalam kumpulan gendang.Kulit kompang biasanya diperbuat daripada
kulit kambing betina, namun mutakhir ini, kulitnya
juga diperbuat dari kulit lembu, kerbau malahgetah sintetik. Pada kebiasaannya, seurat
rotan akan diselit dari bahagian belakang antara kulit dan bingkai kayu
bertujuan menegangkan permukaan kompang, bertujuan menguatkan bunyi kompang.
Kini, gelung plastik turut digunakan.Terdapat dua bahagian kompang iaitu
bahagian muka (ada kulit) dipanggil belulang. manakala, bahagian badan (kayu)
dipanggil baluh. Kompang perlu diletakkan penegang atau dipanggil sedak iaitu
sejenis rotan yang diletakkan antara belulang dan baluh, sedak ini diletakkan
bertujuan untuk menegangkan bahagian belulang dan menyedapkan bunyi kompang
apabila dipalu.Alat musik ini berasal dari dunia Arab dan dipercayai dibawa masuk ke Tanah
Melayu sama ada ketika zaman Kesultanan
Melaka oleh pedagang
India Muslim, atau melaluiJawa pada abad
ke-13 oleh pedagang Arab.Kompang biasanya
berukuran enam belas inci ukur lilit dan ditutup dengan kepingan kulit pada
sebelah permukaan. Ia mempunyai bukaan cetek dan dimainkan dengan memegang
dengan sebelah tangan sementara dipalu dengan sebelah tangan yang lain.
4. MARWAS
Marwas adalah
salah satu alat musik tepuk atau yang sering disebut juga dengan perkusi. Alat
musik ini merupakan kolaborasi antara kesenian dari Timur Tengah dan Betawi,
dan memiliki unsur keagamaan yang kental. Hal tersebut tercermin dari berbagai
lirik lagu yang dibawakan oleh alat tersebut yang merupakan pujian dan
kecintaan kepada Sang Pencipta. Kesenian marawis berasal dari negara timur tengah terutama dari Yaman. Nama marawis diambil dari
nama salah satu alat musik yang dipergunakan dalam kesenian ini. Lagu-lagu yang
berirama gambus atau padang pasir dinyanyikan sambil diiringi jenis pukulan
tertentu.
Dalam
Katalog Pekan Musik Daerah, Dinas Kebudayaan DKI, 1997, terdapat tiga jenis
pukulan atau nada, yaitu zapin,sarah, dan zahefah. Pukulan zapin mengiringi
lagu-lagu gembira pada saat pentas di panggung, seperti lagu berbalas pantun.
Nada zapin adalah nada yang sering digunakan untuk mengiringi lagu-lagu pujian
kepada Nabi Muhammad SAW (shalawat). Tempo nada zafin lebih lambat dan tidak
terlalu menghentak, sehingga banyak juga digunakan dalam mengiringi lagu-lagu
Melayu.
Alat Musik ini dimainkan kira - kira sekitar 10 orang. Setiap orang
memainkan alat musik tersebut sambil bernyayi. Terkadang, untuk membangkitkan
semangat, beberapa orang dari kelompok tersebut bergerak sesuai dengan irama
lagu.
5. BASS
DRUM
Drum bass merupakan instrumen drum dalam keluarga instrumen musik perkusi dengan diameter
berukuran besar untuk menghasilkan suara dalam intonasi nada rendah (bass).
Terdapat tiga klasifikasi umum atas drum bass: drum bas konser, 'kick'
drum , dan pitched bass drum. Jenis yang umum dilihat atau didengar dalam
penampilan orkestra atau concert
band adalah drum bass konser.
'Kick' drum merupakan drum bass pada drumkit yang dilengkapi pedal. Picthed bass drum atau disebut pula marching bass drum umumnya digunakan dalam grup marching
band, biasanya terdiri
dalam beberapa ukuran dengan intonasi nada tertentu yang dapat diatur. Dalam
permainan marching band, beberapa pitched
drum bass (3 sampai dengan 5
buah drum bass) dalam ukuran berbeda digunakan bersama-sama.
6. REBANA
Rebana (bahasa Jawa:
terbang) adalah gendang berbentuk bundar dan pipih yang merupakan khas suku melayu.
Bingkai berbentuk lingkaran terbuat dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi
untuk ditepuk berlapis kulit kambing.
Kesenian di Malaysia, Brunei,Indonesia dan Singapura sering memakai rebana, bersama gambus digunakan untuk mengiringi tarian zapin. Rebana juga
digunakan untuk melantunkan kasidah dan hadroh. Di bumiayu,
rebana juga dijadikan sebagai lambang kota tersebut. Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang,
permainan rebana sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai Pahang.
Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-indong, burung
kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa,
terdapat juga rebana besar yang diberi nama Rebana Ubi,
dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan bunyi dan irama.
7. DOLI-DOLI

Dol,
alat musik tradisional Provinsi Bengkulu ini mulanya hanya tampil setahun
sekali untuk mengenang cucu Nabi Muhammad SAW di Padang Karbala Husin bin Ali
Abu Thalib. Perayaan ritual Tabot setiap bulan Muharam rasanya memang belum
terasa lengkap jika tidak diiringi dengan suara dentuman Dol.
Sekitar 150 tahun lalu, Dol memiliki diameter sepanjang 90 centimeter dengan tinggi 100 centimeter. Secara turun temurun, Dol peninggalan zaman dulu dirawat hingga akhirnya sampai ke tangan Abdul Salam, sebagai orang turunan ke 5 pembuat Dol.
Sejak masa Abdul Salam Dol berkembang menjadi lebih bervareasi. Mulai dari yang tingginya sejengkal sampai yang 60 centimeter. Bahan untuk membuat Dol juga tidak lagi hanya dari batang pohon rambutan atau cempedak. Bola pelampung dan bongol kelapa juga dapat digunakan. Beginilah cara pembuatan dol dari batok kelapa. Setelah diamplas dan terlihat halus, lalu dicat warna warni. Sebagai penutup digunakan kulit sapi. Beda lagi membuat Dol dari bongol kelapa. Proses pembersihan bongol kelapa ini agak sulit karena harus dibentuk lebih dulu. Prosesnya memang hampir sama. Bedanya proses pengikatan kulit sapi pada bongol kelapa besar ini harus kencang dengan menggunakan rotan. Tali rotan dililit satu persatu ke arah vertikal dan horizontal agar ikatan kuat.
Sekitar 150 tahun lalu, Dol memiliki diameter sepanjang 90 centimeter dengan tinggi 100 centimeter. Secara turun temurun, Dol peninggalan zaman dulu dirawat hingga akhirnya sampai ke tangan Abdul Salam, sebagai orang turunan ke 5 pembuat Dol.
Sejak masa Abdul Salam Dol berkembang menjadi lebih bervareasi. Mulai dari yang tingginya sejengkal sampai yang 60 centimeter. Bahan untuk membuat Dol juga tidak lagi hanya dari batang pohon rambutan atau cempedak. Bola pelampung dan bongol kelapa juga dapat digunakan. Beginilah cara pembuatan dol dari batok kelapa. Setelah diamplas dan terlihat halus, lalu dicat warna warni. Sebagai penutup digunakan kulit sapi. Beda lagi membuat Dol dari bongol kelapa. Proses pembersihan bongol kelapa ini agak sulit karena harus dibentuk lebih dulu. Prosesnya memang hampir sama. Bedanya proses pengikatan kulit sapi pada bongol kelapa besar ini harus kencang dengan menggunakan rotan. Tali rotan dililit satu persatu ke arah vertikal dan horizontal agar ikatan kuat.
C.
CHORDOPHONE
Alat
musik yang termasuk golongan chordophone memiliki sumber bunyi berupa dawai.
Alat musik jenis ini menggunakan dawai yang dibentangkan secara kuat antara dua
titik tertentu. Dawai tersebut kemudian digetarkan untuk menghasilkan suara.
Umumnya, alat musik jenis ini memiliki rongga resonansi di bawah
dawai-dawainya. Rongga ini berguna untuk memperkuat bunyi yang dihasilkannya.
Contoh alat musik yang menggunakan instrumen cordophone:
1. SAPEK



Sapek (sebutan lain: sampek, sampiq) adalah alat musik dawai pada
masyarakat Dayak di Kalimantan, baik di wilayah negara Indonesia, Malaysia,
maupun Brunei. Dari ratusan kelompok masyarakat (etnis) dan sub-etnis Dayak, sapek paling banyak terdapat
di Dayak Kayaan dan Kenyah. Alatnya tampak seperti gitar, dengan tubuh yang
panjang dan leher yang sangat pendek—mungkin leher alat lute terpendek di dunia.
Sangat beda dengan gitar, fret (batas nada, dalam
istilah setempat disebut lasar) yang
jumlahnya belasan itu hanya 2-3 saja, bahkan kadang tidak ada sama sekali yang
terletak pada bagian leher. Hampir seluruh lasar terpasang
di bagian tubuh. Keunikan lainnya, lasar-lasar itu
bisa digeser atau dipindah-pindah, karena pemasangannya tidak tertanam permanen
seperti gitar, melainkan ditempelkan dengan lem yang sangat kental dan tak
pernah kering, yang terbuat dari madu-lebah. Dengan cara pemindahan lasar itulah
laras atau “susunan-nada” (modus) sapek berganti-ganti.
2. GAMBUS

Gambus adalah alat musik petik seperti mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil
diiringi gendang. Sebuah orkes memakai alat musik utama berupa gambus
dinamakan orkes gambus atau
disebut gambus saja. Di TVRI dan RRI, orkes gambus pernah membawakan acara irama padang pasir.
Orkes gambus mengiringi tari Zapin yang seluruhnya dibawakan pria untuk tari pergaulan. Lagu
yang dibawakan berirama Timur Tengah. Sedangkan tema liriknya adalah keagamaan.
Alat musiknya terdiri dari biola, gendang, tabla dan seruling. Kini, orkes gambus menjadi milik orang Betawi dan banyak
diundang di pesta sunatan dan perkawinan. Lirik lagunya berbahasa Arab, isinya
bisa doa atau shalawat. Perintis orkes gambus adalah Syech
Albar seorang Arab-Indonesia, bapaknya Ahmad
Albar, dan yang terkenal
orkes gambus El-Surayya dari kota Medan pimpinan Ahmad Baqi.
3. GITAR

Gitar adalah
sebuah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik,
umumnya menggunakan jari maupun plektrum.
Gitar terbentuk atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher yang padat
sebagai tempat senar yang umumnya berjumlah enam didempetkan. Gitar secara
tradisional dibentuk dari berbagai jenis kayu dengan senar yang terbuat dari
nilon maupun baja. Beberapa gitar modern dibuat dari material polikarbonat.
Secara umum, gitar terbagi atas 2 jenis: akustik dan elektrik. Gitar akustik,
dengan bagian badannya yang berlubang (hollow body), telah digunakan
selama ribuan tahun. Terdapat tiga jenis utama gitar akustik modern: gitar akustik senar-nilon, gitar akustik
senar-baja, dan gitar archtop. Gitar klasik
umumnya dimainkan sebagai instrumen solo menggunakan teknik fingerpicking komprehensif. Gitar
elektrik, diperkenalkan pada tahun 1930an, bergantung pada penguat yang secara elektronik mampu memanipulasi
bunyi gitar. Pada permulaan penggunaannya, gitar elektrik menggunakan badan
berlubang (hollow body), namun kemudian penggunaan badan padat (solid
body) dirasa lebih sesuai. Gitar elektrik terkenal luas sebagai instrumen
utama pada berbagai genre musik seperti blues, country, reggae, jazz, metal, rock,
dan berbagai bentuk musik pop.
4.
SASANDO

Sasando adalah
sebuah alat musik
dawai yang dimainkan
dengan dipetik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote,Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama
Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang
bergetar atau berbunyi. Suara sasando ada miripnya dengan alat musik
dawai lainnya seperti gitar, biola,kecapi,
dan harpa. Bagian utama
sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada
bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana
senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah
bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap
petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat
dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini
merupakan tempat resonansi sasando
5.
SHAMISEN

Shamisen atau samisen adalah alat musik
dawai asal Jepang yang memiliki tiga senar, dan dipetik
menggunakan sejenis pick yang
disebut bachi.Di dunia musik Jepang
abad modern (kinsei
hōgaku) seperti genre jiuta dan sōkyoku (sankyoku), shamisen
dikenal sebagai san-gen (tiga senar), sedangkan di daerah Okinawa dikenal dengan sebutan sanshin
Badan shamisen (disebut dō) dibuat dari kayu, berbentuk segiempat dengan keempat sudut yang sedikit melengkung. Bagian depan dan belakang dilapisi kulit hewan yang berfungsi memperkeras suara senar. Kulit pelapis shamisen adalah kulit bagian perut kucing betina yang belum pernah kawin. Sedangkan shamisen kualitas biasa dibuat dari kulit bagian punggung dari anjing. Shamisen yang dibuat kulit imitasi memiliki kualitas suara yang tidak bagus sehingga kurang populer. Panjang shamisen hampir sama dengan gitar tapi leher (sao) lebih langsing dan tanpa fret. Leher shamisen ada yang terdiri dari 3 bagian agar mudah dibawa-bawa dan disimpan. Leher shamisen yang utuh dan tidak bisa dilepas-lepas disebut leher nobezao. Sutra merupakan bahan baku senar untuk shamisen. Tsugaru-jamisen yang berasal dari daerah Tsugaru ada yang memakai senar dari serat nilon atau tetoron. Senar secara berurutan dari kiri ke kanan (dari senar yang paling tebal) disebut sebagai ichi no ito (senar pertama), ni no ito (senar kedua), dan san no ito (senar ketiga).
Badan shamisen (disebut dō) dibuat dari kayu, berbentuk segiempat dengan keempat sudut yang sedikit melengkung. Bagian depan dan belakang dilapisi kulit hewan yang berfungsi memperkeras suara senar. Kulit pelapis shamisen adalah kulit bagian perut kucing betina yang belum pernah kawin. Sedangkan shamisen kualitas biasa dibuat dari kulit bagian punggung dari anjing. Shamisen yang dibuat kulit imitasi memiliki kualitas suara yang tidak bagus sehingga kurang populer. Panjang shamisen hampir sama dengan gitar tapi leher (sao) lebih langsing dan tanpa fret. Leher shamisen ada yang terdiri dari 3 bagian agar mudah dibawa-bawa dan disimpan. Leher shamisen yang utuh dan tidak bisa dilepas-lepas disebut leher nobezao. Sutra merupakan bahan baku senar untuk shamisen. Tsugaru-jamisen yang berasal dari daerah Tsugaru ada yang memakai senar dari serat nilon atau tetoron. Senar secara berurutan dari kiri ke kanan (dari senar yang paling tebal) disebut sebagai ichi no ito (senar pertama), ni no ito (senar kedua), dan san no ito (senar ketiga).
6.
GRAND PIANO

adalah alat musik yang dimainkan dengan jari-jemari
tangan. Pemain piano disebut pianis.Pada
saat awal-awal diciptakan, suara piano tidak sekeras piano abad XX-an, seperti
piano yang dibuat oleh Bartolomeo Cristofori(1655 – 1731) buatan 1720. Pasalnya, tegangan
senar piano kala itu tidak sekuat sekarang. Kini piano itu dipajang di Metropolitan Museum of Art di New York.
Meskipun siapa penemu pertama piano, yang awalnya dijuluki gravecembalo col piano e forte (harpsichord dengan papan tuts lembut dan bersuara
keras), masih menjadi perdebatan, banyak orang mengakui, Bartolomeo Cristofori
sebagai penciptanya. Piano juga bukan alat musik pertama yang menggunakan papan
tuts dan bekerja dengan dipukul. Alat musik berprinsip kerja mirip piano telah
ada sejak 1440. Piano sendiri lahir
dari keinginan untuk menggabungkan keindahan nada clavichord dengan kekuatan harpsichord. Hasrat
itu mendorong Marius dari Paris (1716), Schroter dari Saxony (1717),
Christofori (1720) dari Padua, Italia,
untuk membuat piano. Namun, hasil utuh dan lengkap cuma ditunjukkan Bartolomeo
Christofori. Dari piano ciptaan pemelihara harpsichord dan spinet (harpsichord
kecil) di Istana Florentine - kediaman Pangeran
Ferdinand de’Medici -
inilah piano modern berakar.Pada pertengahan abad XVII piano dibuat dengan
beberapa bentuk. Awalnya, ada yang dibuat mirip desain harpsichord, dengan
dawai menjulang. Piano menjadi lebih rendah setelah John Isaac Hawkins memodifikasi letaknya menjadi sejajar
lantai. Lalu, dengan munculnya tuntutan instrumen musik lebih ringan, tidak
mahal, dan dengan sentuhan lebih ringan, para pembuat pianoJerman menjawabnya dengan piano persegi.
Sampai 1860 piano persegi ini mendominasi penggunaan piano di rumah.Rangka
untuk senar piano pertama menggunakan rangka kayu dan hanya dapat menahan
tegangan ringan dari senar. Akibatnya, ketika pada abad XIX dibangun gedung-gedung
konser berukuran besar, suara piano tadi kurang memadai. Maka, mulailah dibuat
piano dengan rangka besi. Sekitar tahun 1800 Joseph Smith dari Inggris membuat suatu piano dengan rangka
logam seluruhnya.
7.
BIOLA

Biola adalah
sebuah alat musik
dawai yang dimainkan
dengan cara digesek. Biola memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda
satu sama lain dengan interval
sempurna kelima. Nada yang paling rendah adalah G. Di antara keluarga
biola, yaitu dengan biola alto, cello dan double bass atau kontra bass, biola
memiliki nada yang tertinggi. Alat musik dawai yang lainnya, bas, secara teknis masuk
ke dalam keluarga viol. Kertas
musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau ditulis pada kunci G.Sebuah nama yang
lazim dipakai untuk biola ialah fiddle, dan biola seringkali
disebut fiddle jika digunakan untuk memainkan
lagu-lagu tradisional (lihat di bawah).Di
dalam bahasa
Indonesia, orang yang memainkan biola disebut pemain biola atau violinis (bahasa
Inggris: Violinist - bedakan dengan violis atau pemain viola). Orang yang membuat
atau membetulkan alat musik berdawai disebut luthier.
8.
VIOLINCELLO

Violoncello, yang hampir selalu disingkat menjadi cello (pengucapan
dalam bahasa Indonesia sama,
yaitu célô/sélô,
adalah sebuah alat musik gesek dan anggota dari keluarga biola. Orang yang memainkan cello disebut cellis. Cello adalah alat musik yang populer dalam banyak segi:
sebagai instrumen tunggal, dalam musik kamar, dan juga sebagai
fondasi dalam suara orkestra modern.
D.
AEOROPHONE
Aerophone
adalah alat musik sumber bunyinya dari udara yang masuk melalui pipa melalui
alat musik itu sendiri. Contoh alat musik yang menggunakan
instrumen Aerophone:
1. CLARINET

Klarinet adalah instrumen musik dari keluarga woodwind.
Namanya diambil dari penambahan akhiran "-et" yang berarti
"kecil" pada kata Itali "clarino" yang berarti "trompet".
Sama seperti saksofon,
klarinet dimainkan dengan menggunakan satu reed. Klarinet merupakan keluarga
instrumen terbesar, dengan ukuran dan pitch yang berbeda-beda. Kata klarinet
umumnya merujuk pada soprano klarinet B♭, yang merupakan klarinet terumum. Pemain
klarinet disebut klarinetis.
2. SAXOPHONE

Saksofon adalah
instrumen yang masih tergolong dalam aerophone, single-reed woodwind woodwind instrument. Saksofon biasanya terbuat
dari logam dan dimainkan menggunakan single-reed seperti klarinet.
Saksofon umumnya dihubungkan dengan popular music, big band music dan jazz, tapi awalnya
ditujukan sebagai instrumen orkestradan
band militer. Saxophone berasal dari Belgia, dibuat oleh seorang pemain
clarinet dan pembuat alat musik bernama Adolphe
Sax pada awal tahun 1840.
Sedangkan menurut penelitian Saxophone lahir pada tahun 1841, namun lebih tepat
jika tahun kelahirannya adalah pada saat Sax mempatenkan ciptaannya itu pada
tahun 1846. hak paten Sax mencakupi 2 keluarga Saxophone yaitu keluarga
orkestra (in C dan in F) dan keluarga band (in Bb dan in Eb).
3. SULING

Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu atau terbuat dari bambu. Suara suling
berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik.
Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran keduanya. Sedangkan
suling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi
perak. Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3
oktaf dimulai dari middle C.
Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk
mencapai nada B di bawah middle
C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi,
hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan
satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan
dalam orkes. Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi,
adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional. Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki
lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada
pemain tingkat konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan
bahkan beberapa para ahli) memilih closed-hole
plateau key. Para pelajar umumnya menggunakan penutup sementara untuk
menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang
sangat tepat.
4. TUBA

Tuba adalah salah satu jenis alat musik tiup yang terbuat dari logam.[1] Tuba merupakan alat musik dengan
ukuran terbesar dan suaraterrendah dalam
keluarga alat musik brass. Tuba pertama kali muncul pada abad
ke-19, kini merupakan anggota alat musik dalamorkestra moderen. Alat musik brass dapat menghasilkan suara karena getaran dari bibir pemainnya. Getaran bibir pemain alat musik ini
akan mengalirkan udara menuju pipa. Nada yang dihasilkan
dapat dipengaruhi oleh panjang dan bentuk pipa, tekanan bibir, dan kecepatan
aliran udara yang dihasilkan.[1] Pipa sengaja didesain berbentuk silindris agar suara yang dihasilkan memiliki
kualitas baik. Tombol untuk mengatur nada hanya tiga buah, untuk menghasilkan
nada tertentu pemain tuba harus mengkombinasikan tombol yang ditekan dengan tekanan
bibir.
5.
TRUMPET

Trompet adalah
alat musik tiup logam. Terletak pada jajaran tertinggi di antara tuba, eufonium, trombon, sousafon, French horn,
dan Bariton.
Trompet di-pitch di B♭.
Trompet hanya memiliki tiga tombol, dan pemain trompet harus menyesuaikan embouchure untuk mendapatkan nada yang berbeda. Jenis yang paling umum adalah trompet B♭, tapi trompet C, D, E♭, E, F, G dan A juga dapat ditemukan. Trompet
C paling umum dipakai dalam orkestra Amerika, dengan bentuknya yang lebih kecil
memberikan suara yang lebih cerah, dan hidup dibandingkan dengan trompet B♭.
6.
FRENCH HORN

French horn adalah
alat musik tiup dalam keluarga alat musik
tiup logam yang
umumnya dimainkan sebagai salah satu bagian dari alat-alat musik tiup dalam
sebuah pertunjukan marching band. French Horn umum digunakan dalam konser-konser musik klasik.
French horn memiliki tiga
katup pengatur yang di mainkan dengan tangan kiri dengan tata cara dalam memainkan
yang identik dengan trumpet.
French horn pada umumnya
menggunakan kunci F meski instrumen musik lainnya biasanya
menggunakan kunciB♭.
Alasan utama French horn digunakan sebagai alat musik konser
untuk marching band adalah karena alat musik ini memiliki corongyang menghadap ke
depan (front-bell) sehingga suara yang dihasilkannya sesuai dengan arah
pemainnya. Hal ini sangat penting agar sesuai dengan ciri marching band dan suara dapat mengarah pada pendengar/penonton yang umumnya menonton dari satu sisi
dalam sebuah pertunjukan marching
band.
7.
SALUANG

Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatera
Barat. Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum
brachycladum Kurz). Orang
Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal
dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai[1].
Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling,
tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat
lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun
kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk membuat lamang (lemang),
salah satu makanan tradisional Minangkabau. dalam mebuat saluang ini kita harus
menentukan bagian atas dan bawahnya terlebih dahulu untuk menentukan pembuatan
lubang, kalau saluang terbuat dari bambu, bagian atas saluang merupakan bagian
bawah ruas bambu. pada bagian atas saluang diserut untu dibuat meruncing
sekitar 45 derajat sesuai ketebalan bambu. untuk membuat 4 lubang pada alat musik
tradisional saluang
ini mulai dari ukuran 2/3 dari panjang bambu, yang diukur dari bagian atas, dan
untuk lubang kedua dan seterusnya berjarak setengah lingkaran bambu. untuk
besar lubang agar menghasilkan suara yang bagus, haruslah bulat dengan garis
tengah 0,5 cm.Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan
penyanyinya Syamsimar.Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan
saluang dengan meniup dan menarik napas bersamaan, sehingga peniup saluang
dapat memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara
pernapasan ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus. Teknik ini
dinamakan juga sebagai teknik manyisiahan
angok(menyisihkan napas).Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan cara
meniup saluang, sehingga masing-masing nagari memiliki ciri khas tersendiri.
Contoh dari ciri khas itu adalah Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo,
Suayan dan Pauah. Ciri khas Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh
pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Sedangkan,
ciri khas yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok.
0 Comments